Disalah satu perempatan lampu merah di Jakarta terlihat Seorang anak mengendong anak yang lebih kecil, menghampiri mobil-mobil untuk meminta sedekah. Di Lampu merah ditempat lain anak-anak kecil bermain ditrotoar sambil meminta-minta untuk dikasihani para pengendara yang lewat. Ada yang membawa gitar mainan, kerincingan yang terbuat dari kaleng. Pernah juga saya melihat anak mungkin umurnya sekitar 6 tahun dengan kaki luka menganga akibat terserempet kendaraan yang lewat dan masih juga tak berhenti meminta-minta dengan kaki yang sakit.
Belum lagi pemulung-pemulung cilik yang berkeliaran di jalan-jalan masuk keluar perumahan. Di dekat rumah saya setiap hari suami istri pemulung membawa gerobaknya masing-masing. Dan lima anaknya yang masih di bawah umur menenteng karung-karung untuk membantu orang tuanya memulung.
Segala pekerjaan bisa dilakukan oleh anak jalanan asalkan menghasilkan uang untuk makan, seperti mengamen, mengemis, menyemir sepatu, menjadi kuli panggul, dam menjadi pemulung.
Pemandangan yang sudah jamak terlihat di kota-kota besar di Indonesia. Belum lagi anak-anak terlantar dan miskin di pelosok daerah yang tidak terlihat oleh kita.
Melihat dan Merenungi mereka membuat dada ini sesak karena sedih dan prihatin. Anak-anak jalanan itu hidup di dunia yang bukan seharusnya mereka terima. Mereka masih butuh canda tawa kasih sayang dan kemanjaan yang seharusnya mereka terima.
Ini merupakan Salah satu fenomena sosial di perkotaan yang belakangan ini semakin nyata dan belum bisa terbendung dan diatasi oleh Pemerintah khususnya Depsos.
Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota, atau suatu kegagalan adaptasi kelompok orang tersebut terhadap kehidupan dinamis kota besar. Pemahaman tentang karakteristik kehidupan mereka, seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka miliki, keterkaitan hubungan dengan pihak dan orang- orang yang ada di sekitar lingkungan hidup mereka, memungkinkan kita menempatkan mereka secara lebih arif bijaksana dalam konteks permasalahan kehidupan kota besar. Banyak orang yang tidak menerima kehadiran anak-anak jalanan ini. Jijik, takut, marah dsb.
Tapi tahukah engkau ? Bukan mereka yang menghendaki kehidupan seperti itu.
Walaupun Departemen Sosial menyiapkan dana tahun ini Rp 184 miliar bagi penanganan 140.000 anak jalanan pada tahun 2010. Implementasinya dengan menambah rumah singkat dan koordinasi dengan daerah serta lembaga sosial masyarakat di bidang anak jalanan.
Namun saya rasa tidak akan menyelesaikan masalah. Maraknya kasus keterlantaran, eksploitasi ekonomi dan kekerasan seksual terhadap anak jalanan serta terjadinya korban anak jalanan yang dimutilasi, yang muncul pada beberapa tahun belakangan ini, membuat kita ‘terhenyak’. Meningkatnya jumlah serta kasus anak jalanan, merupakan tantangan yang harus kita hadapi hadapi bersama. Upaya penanganan masalah harus secara terorganisir dan berkesinambungan dan harus berdasarkan perencanaan dan konsep-konsep penanganan masalah yang profesional Masalah anak adalah tanggung jawab kita semua. Tahukah hai anak- anak miskin, gelandangan, anak-anak jalanan?
Ada sebuah Naskah yang sudah bertahun-tahun lampau telah dideklarasikan didunia .
Semua orang dilahirkan dalam kebebasan, semua orang dilahirkan dalam persamaan dengan demikian memiliki hak-hak yang sama.
Manusia dapat berfikir untuk diri sendiri dan memahami apa yang terjadi di sekeliling mereka.Setiap orang harus berbuat sebagai sesama saudara, lelaki dan perempuan.
Bukan persoalan dari ras apa kamu berasal.
Bukanlah persoalan apakah engkau seorang laki-laki dan perempuan
Bukanlah persoalan dalam bahasa apa kamu berbicara
Apapun juga agamamu, apapun juga pandangan politikmu
Dari Negara dan daerah mana asalmu atau keluargamu.
Bukan juga persoalan apakah engkau miskin atau kaya
Hak-hak ini dan kebebasan ini adalah untuk dinikmati oleh setiap orang termasuk setiap anak.
Setiap orang memiliki hak untuk hidup, hak untuk bebas dan hak untuk keamanan diri pribadi.
Tak seorangpun boleh disiksa tau dinistai,
Setiap orang punya hak untuk bekerja untuk membiayai diri mereka agar tetap sehat dan mencari makan dan pakaiana, tempat tinggal.
Semua anak-anak harus menikmati hak yang sama tidak peduli siapa orang tua mereka, apakah orang tua mereka menikah atau tidak.
Setiap orang berhak bersekolah dan sekolah haruslah bebas biaya.
Setiap orang punya hak mendapat latihan untuk suatu pekerjaan.
Pendidikan harus memberi tekanan pada pemahaman, pengertian, toleransi dan persahabat.
Orang mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap tempat mereka hidup dan terhadap orang lain yang hidup disana bersama mereka.
Teringat sebuah kalimat yang diucapkan oleh Khan dalam film my name is Khan. Di dunia ini tidak ada perbedaan yang ada hanya perbedaan antara orang yang baik dan orang yang jahat.
oleh: Novianty Elizabeth
mantapsss
mudah2 bermanfaat… dan mengingatkan kita semua..
Kasian mereka.
Jalanan sangat keras.
Semoga ada kehidupan yg layak buat mereka.
Semoga masih ada secercah masa depan buat mereka… belum terlambat untuk mengulurkan tangan..
Mereka semua merupakan tunas bangsa kita..
Jangan biarkan Tunasnya layu dan mengering akibat sengatan sinar matahari, Mari kita ulurkan tangan dan memberi mereka keteduhan, biar mereka dapat tumbuh dan memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya..
mariiii… lita sirami mereka agar tumbuh dan berkembang semestinya//
Mereka semua merupakan tunas bangsa kita..
Jangan biarkan Tunasnya layu dan mengering akibat sengatan sinar matahari, Mari kita ulurkan tangan dan memberi mereka keteduhan,